Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman buka suara ihwal program pompanisasi lahan sawah yang dikhawatirkan tidak tepat sasaran. Katanya, program pompanisasi lahan sawah yang dilakukan pihaknya adalah untuk menambah masa tanam, di mana yang biasanya hanya satu kali tanam, dengan pompanisasi bisa menjadi dua kali tanam.
Hal ini ia katakan untuk menjawab pertanyaan sejumlah pihak, yang mempertanyakan ketepatan dari program pompanisasi lahan sawah.
“Kami lakukan pompanisasi, kita buka di Jawa, di Sungai Cimanuk, Sungai Musi. Tapi kemudian ada yang mengatakan, ‘Pak, kok bagi pompa tidak ada airnya?’. Duh asal ngomong (dia),” kata Amran dalam Talkshow Hybrid di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (29/8/2024).
“Pompa ini, ada air memang sungai itu tidak selamanya.. hanya 3 bulan kering, nangkap maksud saya? Tanam satu kali di saat masih ada air pompanya berfungsi, di saat airnya tidak ada 3 bulan, berarti tanam satu kali jadi dua kali. Itu Upland,” jelasnya.
Amran menilai orang yang mempertanyakan program yang dibanggakannya ini tidak memahami cara kerja dari pompanisasi lahan sawah. Ia tak menampik bahwa memang betul lahan sawah itu tidak selalu ada air, melainkan ada masa-masa di mana lahan sawah itu kering, yakni sekitar 3 bulan.
“Betul yang dikatakan, hanya dia tidak paham, ‘Kok Mentan kirim pompa padahal tidak ada air’. Iya tidak ada air 3 bulan, tetapi 9 bulan ada air. Yang aku kejar adalah tanam satu kali jadi dua kali. Jadi kalau orang tidak paham capek menjawabnya, tapi sudahlah dia itu adalah berkah, yang penting kami tidak khianati bangsa ini,” ujarnya.
Sebelumnya, Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono menyampaikan kekhawatirannya terhadap program pompanisasi lahan sawah yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Ia mengaku khawatir program tersebut tidak tepat sasaran.
“Kita ke lapangan, kami ke Jawa tengah, ke daerah Temanggung. Kami ada temuan, ketika berdialog dengan petugas di lapangan, kami mendapatkan laporan bahwa alokasi atau penyaluran pompa dalam program pompanisasi dikhawatirkan ada yang tidak tepat sasaran,” kata Edy dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Senin (5/8/2024).
Kekhawatiran itu bermula, ketika Edy bersama tim-nya sedang melakukan kunjungan ke Kecamatan Bansari, Temanggung yang merupakan dataran tinggi. Katanya, di daerah itu tidak ada sawah, melainkan lahan itu banyak ditanami komoditas hortikultura seperti cabai, tembakau, dan lain sebagainya.
“Tidak ada sawah di situ, karena yang banyak ditanami itu adalah komoditas hortikultura seperti cabai, tembakau, dan lain-lain. Tapi mendapatkan jatah pompa,” ujarnya.