Indonesia telah lama dikenal sebagai salah satu produsen teh terkemuka di dunia. Kelebihan teh Indonesia terletak pada kualitasnya yang tinggi, didukung oleh kondisi geografis yang ideal untuk pertumbuhan tanaman teh.
Teh Indonesia kaya akan mineral dan vitamin, serta memiliki manfaat kesehatan yang diakui oleh pakar gizi. Inilah yang membuat teh Indonesia menjadi pilihan yang diminati baik di pasar domestik maupun internasional.
Namun, meskipun dikenal dengan kualitasnya, produksi teh Indonesia menunjukkan tren yang fluktuatif. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi teh Indonesia mengalami penurunan dari 517,4 ribu ton pada tahun 2012 menjadi 492 ribu ton pada tahun 2023. Penurunan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh industri teh nasional, termasuk perubahan iklim dan pergeseran preferensi pasar
Sebagian besar produksi teh Indonesia diekspor ke berbagai negara, dengan Malaysia, Rusia, dan Amerika Serikat sebagai tiga negara tujuan utama. Pada 2022, volume ekspor teh ke Malaysia mencapai 8.569 ton, diikuti oleh Rusia dengan 6.618 ton, dan Amerika Serikat (AS) dengan 3.258 ton. Kuatnya permintaan dari negara-negara ini menunjukkan posisi strategis teh Indonesia di pasar internasional. Besarnya permintaan dari AS dan Rusia juga menunjukkan jika teh RI sesuai dengan selera masyarakat kedua negara tersebut yang kerap bersitegang di kancah internasional.
Namun, Indonesia menghadapi persaingan ketat dari negara-negara lain, seperti India dan Sri Lanka, yang juga merupakan produsen teh utama. Faktor-faktor seperti harga dan preferensi konsumen turut mempengaruhi daya saing teh Indonesia di pasar global.
Teh Indonesia terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu teh hitam dan teh hijau. Teh hitam merupakan mayoritas dari total ekspor, dengan 39.948 ton atau sekitar 88,8% dari total volume ekspor pada tahun 2022. Teh hitam difermentasi sepenuhnya, memberikan rasa yang lebih kuat dan kaya, cocok untuk pasar tradisional di Eropa dan Amerika Utara.
Sebaliknya, teh hijau, yang tidak difermentasi, lebih populer di pasar Asia karena kandungan antioksidannya yang tinggi dan rasa yang lebih ringan. Meskipun volume ekspor teh hijau cenderung lebih kecil dibandingkan dengan teh hitam, tetap ada permintaan yang stabil terutama dari konsumen yang sadar kesehatan
Industri teh Indonesia menghadapi tantangan dan peluang yang signifikan. Meskipun produksi teh nasional mengalami fluktuasi, kualitas yang tetap tinggi memungkinkan Indonesia mempertahankan posisi di pasar global. Dengan terus memperbaiki mutu dan menyesuaikan dengan preferensi konsumen internasional, teh Indonesia memiliki potensi untuk memperluas jangkauan pasarnya di masa depan.