Mengonsumsi gula yang berlebih dapat menyebabkan berbagai penyakit. Dalam jurnal National Library of Medicine, terlalu banyak mengonsumsi gula seringkali dikaitkan dengan penyakit diabetes, penyakit kardiovaskular, bahkan gangguan metabolisme.
Namun di sisi lain, mengurangi konsumsi gula juga dapat memengaruhi kesehatan. Sebab tubuh akan kehilangan sumber energi utama karena gula alami dalam karbohidrat membantu menjalani aktivitas sehari-hari dan membuat pikiran lebih jernih.
Untuk itu penting bagi Anda mengonsumsi gula dalam jumlah sedang dan pola menerapkan makan seimbang. Kementerian Kesehatan merekomendasikan konsumsi gula sebanyak 10 persen dari total energi yang 200 kkal.
Jika mengacu pada saran tersebut maka jumlah konsumsi gula harian yang direkomendasikan adalah 50 gram gula atau sekitar empat sendok makan per hari.
Berikut adalah hal yang terjadi di tubuh ketika Anda mulai mengurangi konsumsi gula, seperti dikutip dari Eat This Not That.
1. Gula darah turun dan metabolisme tubuh membaik
Terlalu sering mengonsumsi makanan manis dalam jumlah besar menyebabkan gula darah melonjak sehingga memicu pankreas melepaskan insulin. Insulin adalah hormon yang membantu menurunkan glukosa darah Anda ke kisaran normal.
Asupan gula yang tinggi secara kronis menyebabkan tubuh Anda melepaskan banyak insulin, yang dapat menyebabkan resistensi insulin-suatu kondisi di mana sel-sel tidak merespons insulin dengan baik. Resistensi insulin secara signifikan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
“Dengan menghilangkan gula, kadar insulin Anda menjadi lebih stabil, mengurangi risiko terjadinya resistensi insulin dan membantu kesehatan metabolisme secara keseluruhan,” kata ahli gizi Danielle Smith.
2. Perubahan mood
Saat pertama kali mengurangi konsumsi gula, Anda mungkin akan merasa mudah tersinggung dan cranky. Ini merupakan reaksi wajar karena gula dapat meningkatkan mood menjadi lebih baik, sehingga ketika asupan gula berkurang, Anda merasa murung.
Gula tidak hanya mengacaukan glukosa darah Anda, tetapi juga dapat merusak reaksi kimia otak Anda. “Konsumsi gula dapat memengaruhi tingkat dopamin, neurotransmitter yang terkait dengan kesenangan,” kata Smith. “Dan mengurangi asupan gula untuk sementara dapat mengganggu keseimbangan ini.”
Kabar baiknya, mood yang kacau tersebut hanya bersifat sementara, sebab setelah itu kemungkinan besar Anda akan merasakan suasana hati yang lebih cerah.
Gula memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap usus dan otak, yang keduanya memengaruhi perasaan Anda.
“Sumbu usus-otak adalah jaringan komunikasi yang menghubungkan pusat emosional dan kognitif otak dengan fungsi usus perifer. Gula yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan usus, dan mikrobiota usus yang tidak seimbang dikaitkan dengan perasaan depresi,” kata Smith.
3. Berat badan akan berkurang
Makanan dan minuman manis mengandung kalori tinggi tetapi nilai gizinya rendah. Sayangnya, kita cenderung kecanduan makanan dan minuman manis sehingga sulit berhenti.
Padahal, mengurangi gula dari pola makan Anda secara alami akan menurunkan asupan kalori Anda secara keseluruhan – dan mengonsumsi lebih sedikit kalori berpotensi membantu penurunan berat badan.
“Dengan mengurangi gula, Anda menstabilkan kadar gula darah, yang secara alami membantu mengurangi nafsu makan dan mempermudah penerapan pola makan seimbang,” kata Smith.
4. Kulit jadi lebih cerah
Gula bersifat inflamasi, yang dapat memperburuk kondisi kulit seperti jerawat. Pola makan tinggi glikemik (yang menyebabkan gula darah tinggi) berhubungan erat dengan jerawat dalam berbagai penelitian, menurut tinjauan sistematis tahun 2022 di JAAD International.
Gula tidak hanya bermanifestasi sebagai jerawat tetapi juga dapat menyebabkan kulit Anda menua lebih cepat.
“Gula juga dapat menyebabkan penuaan kulit akibat proses glikasi, di mana molekul gula menempel pada protein di kulit, menyebabkan hilangnya elastisitas dan kerutan,” kata Smith.
“Mengurangi asupan gula dapat meningkatkan kejernihan kulit dan memperlambat proses penuaan terkait peradangan dan glikasi,” kata Smith.
5. Tidur jadi lebih nyenyak
“Asupan gula dapat mempengaruhi produksi dan pengaturan hormon seperti serotonin dan melatonin, yang memainkan peran penting dalam pengaturan tidur,” kata Smith.
Dalam sebuah studi tahun 2016 di Journal of Clinical Sleep Medicine, para peneliti menemukan bahwa orang yang mengonsumsi makanan tinggi gula mengalami kegelisahan dan sulit tidur nyenyak.
“Mengonsumsi banyak gula dapat meningkatkan kemungkinan terbangun pada malam hari. Upaya tubuh untuk menstabilkan kadar gula darah saat tidur dapat mengganggu siklus tidur dan menyebabkan terbangun di malam hari,” kata Smith.