Jepang Gonjang-ganjing: Partai Berkuasa Kalah Pemilu-Yen Jeblok

Shigeru Ishiba telah memenangkan pemilihan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa di Jepang dan akan menjadi perdana menteri berikutnya. (via REUTERS/Hiro Komae)

Koalisi berkuasa Pemerintah Jepang, Partai Demokrat Liberal (LDP) dan mitranya Komeito dilaporkan kehilangan mayoritas suara parlemen. Ini setelah pemilu jeda diadakan di negeri itu Minggu.

Senin (28/10/2024), NHK memproyeksikan blok penguasa hanya akan mengamankan 214 kursi, jauh dari ambang batas 233 kursi untuk berkuasa. Partai oposisi Demokrat Konstitusional (CDP) dan Partai Demokrat untuk Rakyat (DPP) justru memperoleh keuntungan yang signifikan.

Nikkei Asia membuat proyeksi serupa. Di mana laman tersebut melaporkan bahwa hal itu akan menimbulkan ketidakpastian atas pemerintahan Perdana Menteri (PM) Shigeru Ishiba yang baru diangkat.

Ini adalah pertama kalinya sejak 2009 LDP kehilangan mayoritas parlementernya. Ishiba sendiri menggantikan Fumio Kishida sebagai PM pada 1 Oktober dan menyerukan pemilihan umum dadakan pada 30 September setelah memenangkan suara internal partai melawan saingannya Sanae Takaichi namun kampanye pemilihan LDP dirundung oleh kekhawatiran atas inflasi, serta skandal korupsi partai.

Dalam kampanye, Ishiba telah berjanji untuk mengurangi beban rumah tangga yang menderita kenaikan biaya hidup dan menunjukkan niat untuk meningkatkan revitalisasi pedesaan. Perlu diketahui, pedesaan Jepang menderita krisis demografi yang lebih luas dan populasi yang menua.

Ahli strategi di Quantum Strategy, David Roche, menyebutkan bahwa Ishiba sekarang seperti ‘orang mati berjalan’ dengan LDP sangat mungkin kehilangan kekuasaan sepenuhnya. Hal ini pun akan berdampak pada manuver kebijakan Tokyo ke depan.

“Yang pasti adalah bahwa ketidakpastian kebijakan akan berlaku selama tawar-menawar berlangsung,” katanya dalam catatan penelitian singkat Minggu malam, dikutip CNBC International.

Skandal LDP

Sementara itu, LDP sendiri merupakan partai yang cukup lama berkuasa di Jepang. Meski beberapa kali pernah mengalami kekalahan, partai ini terus mendapatkan peluang untuk akhirnya kembali berkuasa.

Kali ini, LDP berkuasa sejak 2012 dalam koalisi dengan Komeito, partai moderat yang didukung oleh kelompok Buddha Soka Gakkai. Partai ini telah lama dikaitkan dengan keajaiban ekonomi pasca-perang, terutama di kalangan pemilih lansia di pedesaan.

Dalam kekalahan kali ini, partai itu telah mengalami skandal aliran dana yang secara gelap mengalir ke kantor-kantor cabang partai dari pusat dengan laporan diarahkan untuk memenangkan calon tertentu. Asahi Shimbun mengetahui bahwa jumlah dana yang diberikan masing-masing mencapai 20 juta yen (Rp 2 miliar) per cabang .

Ishiba sendiri telah mengumumkan tindakan disipliner terhadap banyak anggota LDP yang terlibat dalam absensi pelaporan dana tersebut. Ini termasuk tidak memberikan dukungan partai kepada mereka untuk pemilihan umum.

Meski begitu, partai-partai oposisi sepakat untuk mengambil manuver keras atas tindakan LDP ini. Pemimpin CDP Yoshihiko Noda bahkan menyindir ‘kebanggaan’ Ishiba bahwa penolakan dukungan tersebut merupakan manuver ‘tindakan keras’.

“Itu semua omong kosong, bukan?,” kata Noda dalam pidatonya di sebuah rapat umum yang diadakan di Kita-Kyushu pada tanggal 23 Oktober.

“Ini bukan sekadar ‘pemerintahan yang mengerikan.’ Ini adalah ‘pemerintahan pembohong.’ Mari kita berikan pukulan keras,” tambahnya.

Yen Terendah dalam 3 Bulan

Di sisi lain, dikutip AFP, Senin pagi, Yen mencapai titik terendah dalam tiga bulan. Mata uang itu merosot lebih dari 1% terhadap dolar karena koalisi penguasa Jepang diperkirakan kehilangan mayoritas dalam pemilihan umum.

“Pada pertengahan pagi, satu dolar dibeli 153,88 yen, nilai terendah mata uang Jepang sejak akhir Juli,” muat laman itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*